Hati-Hati Bun! Konten Kekerasan Sebabkan Anak Agresif dan Gangguan Kesehatan Mental

Galuh Prakasa
Rabu 11 Oktober 2023, 14:47 WIB
Ilustrasi | Konsumsi konten kekerasan bisa sebabkan anak agresif hingga memiliki gangguan kesehatan mental. (Sumber : Pexels/Jorge Soto Farias)

Ilustrasi | Konsumsi konten kekerasan bisa sebabkan anak agresif hingga memiliki gangguan kesehatan mental. (Sumber : Pexels/Jorge Soto Farias)

INFOSEMARANG.COM -- Kekerasan media berperan penting dalam masyarakat modern, terutama dalam konteks anak-anak dan remaja. Media kekerasan tersebar luas dalam bentuk film, televisi, permainan video, dan konten internet.

Dampaknya terhadap konsumen, terutama anak-anak, menjadi perdebatan yang hangat di dunia psikologi media.

Artikel ini akan membahas temuan penelitian terkait topik ini, menggali hubungan antara konsumsi konten kekerasan dan dampak pada agresi serta kesehatan mental, sambil mengurai kontroversi yang melingkupi isu ini.

Baca Juga: Ikut Salat Istisqa, Mbak Ita: Minta Hujan Turun untuk Padamkan Kebakaran di TPA Jatibarang

1. Kekerasan Media dan Agresi:

Studi-studi konsisten menunjukkan bahwa konsumsi media kekerasan memiliki korelasi dengan peningkatan tingkat agresi dalam kehidupan sehari-hari.

Ini mencakup agresi verbal dan pemikiran agresif, bukan hanya tindakan fisik. Namun, hubungan ini lebih kompleks daripada yang terlihat.

Kekerasan media mempengaruhi berbagai jenis agresi dan tidak selalu mendorong tindakan fisik ekstrem.

2. Dampak pada Anak Hingga Dewasa:

Studi longitudinal menunjukkan bahwa paparan berulang ke konten kekerasan pada masa kanak-kanak dapat mengakibatkan agresi saat dewasa.

Misalnya, paparan berulang ke acara televisi kekerasan pada usia 8 tahun dapat memprediksi perilaku agresif pada usia 19 dan 30 tahun untuk partisipan pria.

Temuan serupa berlaku baik untuk pria maupun wanita. Ini mengindikasikan bahwa dampak kekerasan media dapat berlangsung hingga bertahun-tahun, bahkan ketika konsumen tidak lagi terpapar.

3. Agresi dan Berbagai Bentuknya:

Dampak kekerasan media mengarah pada berbagai perilaku, mulai dari dorongan keras terhadap pasangan hingga tindakan kriminal.

Hal ini terutama terjadi jika individu mengidentifikasi diri dengan karakter agresif dalam media dan melihat kekerasan sebagai sesuatu yang realistis.

Baca Juga: 6 Penyebab Kecelakaan yang Tak Akan Dapat Santunan Jasa Raharja

4. Kontroversi dalam Penelitian:

Meskipun ada banyak penelitian yang mendukung hubungan antara kekerasan media dan agresi, perdebatan masih berlanjut.

Definisi yang bervariasi dan pengukuran yang berbeda dalam penelitian sering menjadi tantangan.

Peneliti juga sering memanipulasi media dalam eksperimen laboratorium, menciptakan situasi yang mungkin tidak mencerminkan realitas konsumsi media.

5. Dampak pada Kesehatan Mental:

Selain agresi, dampak kekerasan media pada masalah kesehatan mental semakin mendapat perhatian.

Kecemasan dan persepsi bahwa dunia adalah tempat yang berbahaya bisa meningkat akibat paparan media kekerasan.

Studi menunjukkan bahwa remaja yang terpapar klip film kekerasan cenderung lebih cemas.

6. Paparan Berita Kekerasan:

Media berita saat ini memainkan peran besar dalam dampak kesehatan mental.

Teknologi modern memungkinkan peristiwa kekerasan difilmkan dan disiarkan secara instan, dengan dampak emosional yang signifikan.

Studi menunjukkan bahwa paparan berita terorisme, penembakan, dan bencana alam dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan bahkan stres pasca-trauma (PTSD).

Baca Juga: Apa Itu Copycat Suicide, Hal yang Bisa Jadi Pemicu Seseorang Mengakhiri Hidup

7. Cara Mengatasi Dampak Kekerasan Media:

Mengatasi dampak kekerasan media melibatkan kesadaran konsumen. Mematikan perangkat yang menghadirkan konten kekerasan bisa menjadi langkah pertama.

Orangtua yang khawatir tentang paparan anak-anak terhadap media kekerasan dapat membantu dengan berdiskusi tentang apa yang mereka lihat.

8. Pentingnya Berbicara:

Berbicara tentang konten kekerasan dengan anak-anak membantu mereka mengembangkan pemahaman kritis terhadap media.

Ketika peristiwa mengganggu terjadi, penting untuk membahasnya dengan anak-anak agar mereka dapat mengungkapkan emosi mereka dan memahami konteks lebih baik.

9. Kapan Mencari Bantuan Profesional:

Jika seseorang mengalami dampak negatif pada kesehatan mental akibat konsumsi media kekerasan, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.

Dengan semakin berkembangnya teknologi media, penting untuk memahami dampaknya dan mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga kesehatan mental, terutama pada generasi muda yang lebih terpapar oleh media modern.***

Follow Berita Info Semarang di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Bisnis27 Oktober 2025, 18:11 WIB

Digitalisasi dan Keberlanjutan Jadi Kunci Kinerja Solid Bank Mandiri di 2025

Pertumbuhan berkelanjutan menjadi prioritas utama kami. Bank Mandiri memastikan ekspansi dilakukan secara terukur, berkelanjutan.
Bank Mandiri mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III 2025. (Sumber:  | Foto: dok Bank Mandiri.)
Bisnis27 Oktober 2025, 13:18 WIB

MAS Arya Indonesia Raih Penghargaan HR Asia 2025, Turnover Karyawan di Bawah Rata-rata Industri

Penghargaan bergengsi ini menegaskan komitmen perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.
MAS Arya Indonesia Pertahankan Predikat HR Asia Best Companies to Work For 2025. (Sumber:  | Foto: Dok.)
Bisnis21 Oktober 2025, 17:04 WIB

AXA Mandiri Edukasi UMKM dan Bagikan Polis Asuransi Gratis di Hari Asuransi 2025

Kegiatan tersebut menjadi bentuk nyata komitmen AXA Mandiri dalam meningkatkan literasi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan asuransi.
AXA Mandiri memeriahkan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) dan Hari Asuransi 2025 dengan membagikan polis kepada pelaku UMKM.
 (Sumber:  | Foto: Dok.)
Bisnis16 Oktober 2025, 18:33 WIB

Livin’ Fest 2025: Festival Kolaborasi Bank Mandiri untuk Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Bank Mandiri berupaya membangun ekosistem kolaboratif yang mempertemukan pelaku usaha lokal dengan pasar yang lebih luas.
Bank Mandiri resmi membuka Livin’ Fest 2025 di Nusantara International Convention Exhibition (NICE) PIK 2, Tangerang. (Sumber:  | Foto: Dok.)
Bisnis02 Oktober 2025, 20:13 WIB

The Park Semarang Gelar Weekend Big Shopping, Hadiah Voucher Belanja Sepanjang Oktober

The Park Semarang menghadirkan program belanja bertajuk Weekend Big Shopping sepanjang bulan Oktober 2025.
The Park Semarang menghadirkan program belanja bertajuk Weekend Big Shopping sepanjang bulan Oktober 2025. (Sumber:  | Foto: Dok)
Bisnis25 September 2025, 17:25 WIB

Pengunjung GIIAS Semarang Bisa Nikmati Bunga Kredit Ringan dari ACC

Promo ini mencakup bunga mulai dari 2,3% untuk tenor 1 hingga 3 tahun, serta 4,5% untuk tenor 4 hingga 5 tahun.
ACC hadir dalam pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Semarang 2025.
 (Sumber:  | Foto: Sakti)
Bisnis19 September 2025, 11:30 WIB

Bank Mandiri Catat Kinerja Solid di Kuartal II 2025, Perkuat Komitmen Sinergi Majukan Negeri

Bank Mandiri berhasil mencatatkan kinerja solid pada kuartal II 2025 dengan pertumbuhan berkelanjutan di berbagai lini bisnis.
Paparan Publik Bank Mandiri. (Sumber:  | Foto: dok Bank Mandiri)
Bisnis08 September 2025, 15:02 WIB

Bank Mandiri menjadi Regional Bank dengan Peringkat ESG Risk Rating Terbaik di ASEAN dari Lembaga Pemeringkat Sustainalytics

Bank Mandiri kembali mencatatkan pencapaian positif dengan perolehan skor optimal dari Sustainalytics pada Agustus 2025.
Bank Mandiri. (Sumber:  | Foto: Dok)
Semarang Raya04 September 2025, 13:44 WIB

The Park Semarang Gelar Sunday Big Shopping, Program Belanja Terbesar di Jateng

Program ini menjadi yang pertama sekaligus terbesar di Jawa Tengah dengan memberikan voucher belanja langsung tanpa diundi bagi para pengunjung.
The Park Semarang meluncurkan program belanja bertajuk Sunday Big Shopping. (Sumber:  | Foto: Dok)
Kesehatan25 Agustus 2025, 10:17 WIB

Lewat Seminar di Solo, Sunway Medical Centre Penang Bahas Cara Bijak Kelola Autoimun

Untuk meningkatkan pemahaman publik, Sunway Medical Centre Penang (SMCP) menggelar seminar kesehatan di Solo.
Sunway Medical Centre Penang (SMCP) menggelar seminar kesehatan di Solo tentang autoimun. (Sumber:  | Foto: Sakti)