Marah Disertai Tindak Kekerasan? Dapat Terkait dengan Kesehatan Mental, Pelajari Selengkapnya!

Galuh Prakasa
Selasa 17 Oktober 2023, 14:44 WIB
Ilustrasi | Tanda-tanda kemarahan yang berhubungan dengan kesehatan mental. (Sumber : Pexels/Karolina Grabowska)

Ilustrasi | Tanda-tanda kemarahan yang berhubungan dengan kesehatan mental. (Sumber : Pexels/Karolina Grabowska)

INFOSEMARANG.COM -- Marah berasal dari berbagai sumber dan dapat bervariasi. Mesalah pribadi, situasi stres, dan trauma semuanya bisa menjadi penyebabnya, namun ada lebih banyak lagi faktor yang mempengaruhinya.

Setiap orang pernah merasakan kemarahan. Intensitas kemarahan Anda bisa berkisar dari kekesalan mendalam hingga kemarahan ekstrem.

Merasa marah dari waktu ke waktu dalam merespons situasi tertentu adalah normal dan sehat.

Namun, terkadang seseorang mengalami kemarahan yang tidak terkendali yang seringkali eskalatif, terutama ketika provokasi yang terjadi sepele. Dalam kasus ini, kemarahan bukanlah emosi normal tetapi masalah serius.

Baca Juga: Sopir Truk Dikeroyok 3 Awak Bus Sugeng Rahayu di Banyumanik, Diduga Gara-gara Senggolan Spion

Apa yang Menjadi Pemicu Kemarahan dan Masalah Kemarahan?

Beberapa pemicu kemarahan umum meliputi:

  • Masalah pribadi, seperti kehilangan promosi di tempat kerja atau kesulitan dalam hubungan.
  • Masalah yang disebabkan oleh orang lain, seperti pembatalan rencana.
  • Kejadian seperti kemacetan lalu lintas atau kecelakaan mobil.
  • Kenangan tentang peristiwa traumatis atau yang sangat memprovokasi.

Dalam kasus lain, masalah kemarahan dapat disebabkan oleh trauma awal atau peristiwa dalam kehidupan seseorang yang telah membentuk kepribadiannya.

Dalam beberapa kasus, perubahan hormonal juga bisa menjadi penyebab kemarahan, begitu pula dengan beberapa gangguan mental tertentu.

Apa Saja Gejala Masalah Kemarahan?

Beberapa tanda bahwa kemarahan Anda tidak normal meliputi:

  • Kemarahan yang memengaruhi hubungan dan kehidupan sosial Anda.
  • Merasa harus menyembunyikan atau menahan kemarahan Anda.
  • Berpikir negatif terus-menerus dan fokus pada pengalaman negatif.
  • Merasa tidak sabar, jengkel, dan bermusuhan secara konstan.
  • Sering bertengkar dengan orang lain dan semakin marah dalam prosesnya.
  • Bertindak kasar secara fisik ketika marah.
  • Mengancam kekerasan kepada orang atau properti mereka.
  • Tidak mampu mengendalikan kemarahan Anda.
  • Merasa terdorong untuk melakukan atau benar-benar melakukan tindakan kasar atau impulsif karena Anda merasa marah, seperti mengemudi sembrono atau merusak barang-barang.
  • Menjauhi situasi tertentu karena Anda cemas atau depresi akibat meledaknya kemarahan Anda.

Baca Juga: Biodata Almas Tsaqibbirru, Pemenang Gugatan Batas Usia Capres Cawapres Rupanya Penggemar Berat Gibran Rakabuming

Apa Kriteria Diagnostik untuk Masalah Kemarahan?

Kemarahan itu sendiri tidak merupakan gangguan mental, sehingga tidak ada diagnosis yang pasti untuk masalah kemarahan dalam edisi baru Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5).

Namun, dalam manual tersebut tercantum lebih dari 32 gangguan mental, seperti gangguan kepribadian borderline dan gangguan ledakan intermittent, yang mencakup kemarahan sebagai gejala.

Ada kemungkinan bahwa masalah kemarahan Anda disebabkan oleh gangguan mental yang mendasarinya.

Apa yang Bisa Terjadi Jika Masalah Kemarahan Tidak Diobati?

Jika Anda tidak mengatasi masalah kemarahan Anda, suatu hari kemarahan tersebut bisa mencapai titik di mana Anda melakukan sesuatu yang ekstrem dan menyesal.

Kekerasan adalah salah satu hasil yang mungkin. Anda bisa sangat marah sehingga akhirnya Anda melukai diri sendiri atau orang yang Anda pedulikan tanpa bermaksud melakukannya.

Jika Anda mencurigai memiliki masalah kemarahan, penting untuk mencari bantuan profesional.

Bicaralah dengan dokter Anda untuk mendapatkan rujukan ke penyedia perawatan kesehatan mental yang dapat membantu Anda.

Baca Juga: Jokowi Buka Suara: Potensi Gibran Maju Cawapres Pasca Perubahan Syarat Usia Capres dan Cawapres

Bagaimana Cara Mengelola Kemarahan di Rumah?

Ada beberapa cara berguna untuk mengendalikan kemarahan Anda di rumah.

Teknik Relaksasi

Ini termasuk bernapas dengan dalam dan membayangkan pemandangan yang menenangkan dalam pikiran Anda. Ketika mencoba untuk bersantai, bernapaslah dari dalam paru-paru Anda, menghirup dan menghembuskan secara perlahan secara terkendali.

Ulangi kata atau frasa yang menenangkan, seperti "santai" atau "tenang."

Anda juga bisa membayangkan pengalaman yang menenangkan, baik dari ingatan Anda atau imajinasi. Latihan seperti yoga juga dapat membantu merilekskan tubuh Anda dan membuat Anda merasa lebih tenang.

Pembaruan Kognitif

Mengubah cara Anda berpikir dapat mengubah cara Anda mengungkapkan kemarahan Anda. Ketika seseorang merasa marah, seringkali mudah bagi mereka untuk berpikir secara dramatis.

Penting untuk fokus pada ungkapan pikiran yang rasional, bukan pikiran yang irasional.

Hindari menggunakan kata-kata "selalu" dan "tidak pernah" dalam pikiran dan pembicaraan Anda. Istilah-istilah tersebut tidak akurat dan dapat membuat Anda merasa bahwa kemarahan Anda sah, yang membuatnya semakin buruk.

Kata-kata ini juga bisa melukai orang lain yang mungkin mencoba membantu Anda menemukan solusi untuk masalah Anda.

Baca Juga: Aksi Pria Tiba-tiba Bacok 2 Orang di Pinggir Jalan Jolotundo Semarang, Asal Serang saat Naik Motor

Pemecahan Masalah

Kemarahan bisa disebabkan oleh masalah yang sangat nyata. Meskipun beberapa kemarahan wajar ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, kemarahan itu bukan yang akan membantu Anda memperbaiki masalah.

Cara terbaik untuk menghadapi situasi yang membuat Anda marah adalah dengan tidak fokus pada solusi, melainkan dengan mencari cara mengatasi masalah tersebut.

Anda dapat melakukannya dengan membuat rencana dan memeriksanya secara berkala sehingga Anda dapat memantau kemajuan Anda secara rutin.

Jangan marah jika masalah akhirnya terpecahkan tidak sesuai rencana. Cukup lakukan yang terbaik.

Komunikasi

Ketika orang merasa marah, mereka cenderung melompat ke kesimpulan, yang bisa tidak akurat.

Ketika Anda sedang berdebat dengan marah, berhentilah sejenak dan pikirkan jawaban Anda sebelum meledakkan kemarahan. Ingat untuk mendengarkan orang lain dalam percakapan.

Komunikasi yang baik dapat membantu Anda menyelesaikan masalah sebelum kemarahan Anda meningkat.

Bagaimana Seorang Profesional Medis Dapat Membantu Anda Mengelola Kemarahan?

Seorang profesional medis seperti psikiater atau psikolog dapat merekomendasikan intervensi untuk mengendalikan kemarahan Anda.

Terapi bicara bisa membantu, begitu pula dengan kelas manajemen kemarahan. Sesi manajemen kemarahan dapat diikuti secara langsung atau online.

Mereka juga bisa dipelajari melalui buku. Manajemen kemarahan akan mengajarkan Anda cara mengidentifikasi frustrasi Anda sejak dini dan kemudian memecahkannya.

Ini mungkin melibatkan memberi tahu orang lain, atau diri sendiri, apa yang Anda butuhkan, sambil tetap tenang dan berada dalam kendali situasi (daripada meledak kemarahan).

Sesi ini dapat diikuti sendiri dengan seorang konselor atau bersama konselor dan pasangan Anda atau dalam kelompok.

Jenis, durasi, dan jumlah sesi akan bergantung pada program dan kebutuhan individu Anda. Konseling semacam ini bisa singkat atau berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.

Baca Juga: 6 Makanan Tingkatkan Daya Ingat, Masukan Ini di Menu Sarapan, Biar Otak Encer!

Ketika Anda memulai sesi, konselor Anda akan membantu Anda mengidentifikasi pemicu kemarahan Anda dan membaca tubuh dan emosi Anda untuk tanda-tanda kemarahan.

Menyadari dan memeriksa tanda peringatan ini adalah langkah awal yang diperlukan untuk membantu mengendalikan kemarahan Anda.

Kemudian, Anda akan belajar keterampilan perilaku dan cara berpikir yang akan membantu Anda mengatasi kemarahan Anda.

Jika Anda memiliki gangguan kesehatan mental yang mendasari, konselor Anda juga akan membantu Anda mengatasi mereka, seringkali membuat lebih mudah untuk mengendalikan kemarahan Anda.

Apa Selanjutnya?

Kemarahan tidak harus menghalangi Anda untuk menjalani kehidupan bahagia dan penuh. Jika Anda mengalami kemarahan yang ekstrem, bicaralah dengan dokter atau penyedia perawatan kesehatan mental Anda.

Mereka akan membantu Anda mengidentifikasi terapi profesional mana yang mungkin dapat membantu Anda mengatasi.

Selain itu, ada banyak cara di mana Anda bisa belajar untuk mengendalikan kemarahan Anda di rumah.

Dengan waktu dan upaya yang gigih, Anda akan lebih mudah mengendalikan kemarahan Anda dan meningkatkan kualitas hidup Anda.***

Follow Berita Info Semarang di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Semarang Raya12 Juni 2025, 10:30 WIB

Kolaborasi Dosen Unnes dan Warga Kalisidi, Durian Disulap Jadi Peluang Usaha Menjanjikan

Peningkatan Perekonomian Masyarakat Desa Kalisidi Berbasis Kearifan Lokal Melalui Inovasi Buah Durian dengan Pembuatan Roll Crepe.
FEB Unnes menggelar  pengabdian kepada masyarakat dengan tema peningkatan perekonomian masyarakat Desa Kalisidi.
 (Sumber:  | Foto: Dok)
Pendidikan11 Juni 2025, 17:32 WIB

Kalisidi Menuju Desa SDGs: Warga Diberdayakan Kelola Sampah Rumah Tangga

FEB Unnes menginisiasi “Optimalisasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dalam Rangka Mendukung SDG’s Desa”.
FEB Unnes Mendukung SDG’s Desa di Desa Kalisidi, Ungaran Barat. (Sumber:  | Foto: Dok.)
Pendidikan11 Juni 2025, 16:50 WIB

Kalisidi Menuju Desa SDGs: Warga Diberdayakan Kelola Sampah Rumah Tangga

FEB Unnes menginisiasi “Optimalisasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dalam Rangka Mendukung SDG’s Desa”.
FEB Unnes Mendukung SDG’s Desa di Desa Kalisidi, Ungaran Barat. (Sumber:  | Foto: Dok.)
Umum20 Mei 2025, 20:19 WIB

Bantu Nelayan Kecil, Klinik Perizinan Kelautan dan Perikanan Digelar di Brebes

Kegiatan ini dirancang untuk membantu nelayan kecil di bawah 5 GT dalam mengurus legalitas usaha mereka.
Klinik Pemenuhan Komitmen Sektor Kelautan dan Perikanan. (Sumber:  | Foto: Sakti)
Bisnis19 Mei 2025, 13:05 WIB

Ekonom Bank Mandiri: Akselerasi Ekonomi 2025 Butuh Penguatan Sinergi Fiskal dan Moneter untuk Hadapi Risiko Global

Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2025 akan berada di kisaran 4,93%. Untuk mencapainya, perlu sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter dalam menjaga daya beli serta mendorong investasi.
Forum Mandiri Economic Outlook Q2 2025 bertajuk Building Resilience in the Midst of Global Turbulence.
 (Sumber:  | Foto: dok Bank Mandiri)
Umum18 Mei 2025, 15:47 WIB

Ciptakan Kualitas Udara Lebih Baik, BAF Donasikan 21 Ribu Bibit Mangrove ke 3 Lokasi

Program penanaman mangrove ini sudah berlangsung sejak tahun 2023 dengan total lebih dari 61.000 bibit mangrove.
Gerakan Penghijauan BAF ECO Move bentuk konsistensi BAF mengurangi emisi karbon.
Bisnis16 Mei 2025, 15:07 WIB

Charoen Pokphand Hibahkan Kandang ‘Merah Putih’, Dukung Pemberdayaan Disabilitas dan Peternak Lokal

Melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), CPI menyerahkan bantuan berupa kandang ayam petelur modern lengkap dengan 600 ekor ayam dan instalasinya, pada Rabu (14/5) dan Kamis (15/5) di dua lokasi berbeda di Yogyakarta.

Peresmian pengoperasian Kandang Petelur Merah Putih untuk Pemberdayaan Disabilitas di Gunungkidul Yogyakarta.
 (Sumber:  | Foto: dok.)
Semarang Raya16 Mei 2025, 13:43 WIB

Perombakan Direksi PDAM Semarang Dinilai Legal, Djunaedi: Ini Langkah Strategis Wali Kota

Djunaedi menilai, rencana perombakan yang dilakukan Wali Kota Agustina Wilujeng Pramestuti memiliki dasar hukum yang kuat dan patut diapresiasi.
Dr. H. Djunaedi, SH., SpN, akademisi dari Fakultas Hukum Unissula dan advokat senior di Kota Semarang. (Sumber:  | Foto: Sakti)
Bisnis15 Mei 2025, 19:20 WIB

Sentuhan Baru Bank Jateng di Klaten: Harapan Baru bagi UMKM dan Ekonomi Rakyat

Peresmian Gedung Baru Bank Jateng Klaten menjadi simbol kolaborasi antara institusi keuangan dan pembangunan ekonomi lokal.
Peresmian Gedung Baru Bank Jateng Klaten. (Sumber:  | Foto: Sakti)
Bisnis15 Mei 2025, 14:13 WIB

AJBS Buka Cabang Baru di Ngaliyan, Bidik Segmen Ritel

Toko bahan bangunan ternama, AJBS, resmi membuka cabang baru di Ngaliyan sebagai jawaban atas meningkatnya permintaan masyarakat.
Pembukaan AJBS Cabang Ngaliyan Semarang. (Sumber:  | Foto: Sakti)