Awal Mula Tradisi Kupat Jembut yang Hanya Ada di Semarang, Selalu Digelar Setelah Lebaran

Sakti Setiawan
Rabu 17 April 2024, 13:43 WIB
Kupat Jembut tradisi Syawalan di Pedurungan Kota Semarang. (Sumber:  | Foto: istimewa/Halosemarang.)

Kupat Jembut tradisi Syawalan di Pedurungan Kota Semarang. (Sumber: | Foto: istimewa/Halosemarang.)

SEMARANG, INFOSEMARANG.COM-- Tradisi Kupat Jembut Semarang terus dipertahankan oleh warga Kecamatan Pedurungan.

Pada Rabu 17 April 2024, warga Pedurungan kembali menggelar Kupat Jembut Semarang sebagai tradisi Syawalan usai Lebaran.

Apabila ditilik sejarahnya, Kupat Jembut Semarang ini sudah hadir sejak lama dan kisah yang melingkupinya tidak main-main serta penting bagi warga sekitar.

Sejarah mengenai Kupat Jembut di Semarang disampaikan oleh Munawir, Imam Masjid Rudlotul Muttaqin di kawasan kampung Jaten Cilik Pedurungan saat ditemui Rabu 17 April 2024.

Munawir menuturkan asal muasal tradisi Kupat Jembut ini memang belum tercatat resmi, namun secara turun menurun diketahui tradisi itu sudah ada sejak sekitar tahun 1950.

Saat itu warga sekitar Pedurungan kembali dari pengungsian di daerah Mranggen Demak dan Gubug Grobogan pasca perang Dunia Kedua.

"Diawali sekitar 1950-an. Waktu itu warga sini habis ngungsi karena Perang Dunia Kedua. Ada yang ngungsi ke Mranggen dan wilayah Gubug," jelas Munawir.

Di masa sulit itu, warga selalu beryukur kepada Allah usai Idul Fitri dengan berpuasa kemudian menggelar Syawalan.

Namun karena perekonomian yang susah, Syawalan digelar sederhana hanya dengan ketupat yang tengahnya disisipi tauge dan sayur mayur.

"Penamaan itu untuk mudahnya saja. Kupatnya memang seperti ada rambutnya. Orang-orang menyebutnya Kupat Jembut. Tapi untuk awal-awalnya karena kesederhanaan sebetulnya kami menyebutnya kupat tauge," jelas Munawir.

Namun perbedaan kemasan Kupat Jembut itu tidak hanya terjadi sekali saja bahkan pernah beberapa kali dengan menyesuaikan kondisi perekonomian negara.

Kata Munawir, dulu sempat Kupat Jembut diisi dengan petasan sebagai bentuk protes situasi Indonesia sekitar tahun 1965.

"Awalnya dulu pada tahun '65, bentuknya malah dikasih kupat dan mercon. Jadi mercon sampai sekitar tahun '85, sebagai bentuk protes keadaan waktu itu. Karena keadaan semakin baik, ekonomi semakin baik terus dikasih kupat dan jajanan. Sampai tahun 90-an ke sini mulai ada dikasih uang," ujar Munawir yang sudah mengikuti tradisi Kupat Jembut sejak kecil itu.

Kupat Jembut di Pedurungan digelar di dua tempat yakni di Kampung Jaten Cilik dan Gang Pedurungan Tengah II.***

Follow Berita Info Semarang di Google News
Tags :
Berita Terkait
Berita Terkini
Umum27 Juli 2024, 17:36 WIB

Kapolda Jateng Dirotasi, Ahmad Luthfi Diganti Mantan Kapolresta Solo Ribut Hari Wibowo

Ahmad Luthfi menjabat Kapolda sejak 2020 dan saat ini digadang-gadang akan pensiun dini dan dicalonkan oleh beberapa parpol untuk jadi Calon Gubernur Jateng di Pilkada 2024.
Kapolda Jateng  Irjen Ahmad Luthfi. (Sumber:  | Foto: Dok)
Semarang Raya26 Juli 2024, 19:00 WIB

Tempat Hiburan Semarang Menggeliat, Orbit Kembali Buka dengan Konsep Futuristik

Orbit yang berlokasi di Jalan Permata Hijau BB No 25 Semarang atau dekat dengan Hasanudin dan kawasan Tanah Mas ini, memberikan sensasi seperti party di dalam rocketship.
Suasana venue Orbit di Jalan Permata Hijau BB No 25 Semarang, bernuansa futuristik. (Sumber:  | Foto: sakti)
Umum26 Juli 2024, 13:31 WIB

Tulis Cerpen Tentang Polemik Kebaya Korea, Sevina Raih Juara 1 Peksimida Jateng

isu modifikasi kebaya membuat banyak warganet mempertanyakan keautentikannya sebagai salah satu produk budaya Indonesia.
Sevina Dwi Alyani terpilih sebagai Juara 1 Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida).  (Sumber:  | Foto: dok )
Umum26 Juli 2024, 12:54 WIB

Taman Balekambang Solo, Bakal Jadi Jujugan Wisata Budaya, Syarat Akan Nilai Sejarah

Taman Balekambang kini dijadikan taman hijau, tempat rekreasi, edukasi, serta pengembangan budaya dan seni.
Peresmian Taman Balekambang Solo. (Sumber:  | Foto: dok Humas Jateng.)
Bisnis26 Juli 2024, 12:23 WIB

Sore Ini, Kawasan Industri Terpadu Batang City Diresmikan Presiden Jokowi, Beri Dampak Positif Ekonomi Jateng

Peresmian ini menandai dimulainya fase pertama dalam pengembangan kawasan industri yang diproyeksikan akan memberikan dampak signifikan bagi perekonomian Jawa Tengah dan Indonesia secara keseluruhan.
Kawasan Industri Terpadu Batang.  (Sumber:  | Foto: dok KITB.)
Semarang Raya26 Juli 2024, 09:19 WIB

Pemprov Jateng Genjot Pengembangan Kawasan Industri

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya mengembangkan jumlah kawasan industri di wilayahnya. Sebab, iklim investasi di provinsi ini terus menggeliat.
Pemprov Jateng Genjot Pengembangan Kawasan Industri (Sumber: )
Umum25 Juli 2024, 16:12 WIB

Jateng Dapat Kuota 11 Ribu Unit Rumah Subsidi dari BP Tapera

Rumah subsidi tersebut disediakan untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang tersebar di Kota dan Kabupaten Semarang, Kendal, Kota Salatiga, Demak, Batang, Kudus, Pati, Jepara, Temanggung, dan Grobogan.
Peringatan Hari Perumahan Nasional, di Mal Ciputra Semarang. (Sumber:  | Foto: sakti)
Bisnis25 Juli 2024, 15:53 WIB

Rakernas HKI di Semarang Usulkan Pembentukan Badan Pengelola Khusus Kawasan Industri

Usulan ini disampaikan karena selama ini, berbagai persoalan terkait kawasan industri tidak langsung teratasi lantaran banyaknya rantai birokrasi yang mesti dilalui.
Rakernas Himpunan Kawasan Industri (HKI) di Hotel Gumaya Semarang, Kamis 25 Juli 2024.  (Sumber:  | Foto: sakti)
Umum25 Juli 2024, 10:50 WIB

Sebanyak 9 Even Specta Jateng Sukses Digelar, Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata

Saat ini sudah terlaksana sembilan dari total 14 event Specta Jateng yang direncanakan pada 2024.
Specta Jateng Combat Fest 2024 di Tirtonadi Convention Hall Solo, pada 24-26 Juli 2024. 
 (Sumber:  | Foto: dok )
Bisnis24 Juli 2024, 17:23 WIB

Bank Mandiri Gelontorkan KUR Rp 19,33 triliun, di Jateng DIY Capai Rp 2,48 Triliun

Bank Mandiri mendukung program pemerintah dalam mengembangkan sektor UMKM melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Bank Mandiri mendukung program pemerintah dalam mengembangkan sektor UMKM melalui penyaluran KUR. (Sumber:  | Foto: sakti)