Dana Kelolaan Tembus Rp 70 Triliun, Mandiri Investasi Jajaki Peluncuran Reksa Dana ETF Emas Syariah di Awal 2026

Mandiri Investasi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Mandiri Sekuritas. (Sumber: | Foto: dok.)

JAKARTA– PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) berencana meluncurkan Reksa Dana ETF Syariah berbasis emas pada kuartal pertama 2026. Untuk mematangkan persiapan produk tersebut, Mandiri Investasi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Mandiri Sekuritas pada Jumat (28/11/2025). Mandiri Sekuritas akan berperan sebagai Dealer Partisipan, sekaligus menjadi yang pertama di Indonesia untuk ETF emas.

Kolaborasi dua entitas dalam Bank Mandiri Group ini bertujuan memperkuat ekosistem perdagangan ETF Emas Syariah agar lebih likuid, terjangkau, dan mudah diakses. Investor nantinya dapat membeli dan menjual unit layaknya transaksi saham di Bursa Efek Indonesia melalui Mandiri Sekuritas sebagai Dealer Partisipan.

Direktur Mandiri Investasi, Hardiyanto Pilia, menjelaskan bahwa ETF yang akan diluncurkan merupakan reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif dengan underlying emas fisik yang tersimpan di lembaga penyimpanan resmi dan terdaftar sebagai LJK Bulion. Produk ini menawarkan eksposur langsung terhadap emas fisik murni dan mengikuti prinsip syariah sesuai Fatwa DSN MUI No. 163/DSN-MUI/VII/2025.

“Investor tidak perlu repot menyimpan emas fisik. Unit penyertaannya dirancang mengikuti harga emas domestik maupun global, mudah diperdagangkan, dan biayanya terjangkau. Produk ini cocok bagi semua segmen investor," ujar Hardiyanto.

Mandiri Investasi optimistis ETF ini akan disambut baik, terutama di tengah meningkatnya permintaan terhadap instrumen emas akibat dinamika ekonomi global dan volatilitas pasar. Tren global juga menunjukkan minat besar pada ETF emas, dengan AUM mencapai USD 472 miliar per September 2025 menurut World Gold Council.

Mandiri Sekuritas, selain menjadi perantara transaksi di bursa, akan menangani pembelian dan penjualan emas fisik dengan penyedia emas dalam proses creation dan redemption unit di pasar primer. Hal ini memastikan ketersediaan likuiditas bagi produk ETF tersebut.

Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana, menyampaikan bahwa kehadiran produk ini akan memberikan alternatif investasi yang transparan dan kompetitif bagi publik. “NAB dipublikasikan secara rutin, spread kompetitif, dan volatilitas harga lebih terkelola. Selain itu, likuiditas terjaga sehingga investor dapat bertransaksi dengan nyaman,” ujarnya.

Menurut Oki, ETF Emas Syariah yang dikembangkan bersama Mandiri Investasi ini akan menjadi solusi bagi investor yang menginginkan instrumen aman, fleksibel, dan sesuai untuk diversifikasi portofolio. Dukungan ekosistem Mandiri Group juga dinilai memberi keamanan tambahan bagi investor.

Mandiri Investasi berharap produk baru ini turut mendorong pertumbuhan dana kelolaan (AUM) pada 2026. Hingga 28 November 2025, total AUM konsolidasi perusahaan telah menembus lebih dari Rp70 triliun dan diproyeksi terus meningkat hingga akhir tahun.

Sebagai salah satu manajer investasi terbesar di Indonesia, Mandiri Investasi kini mengelola 54 produk yang mencakup ETF, reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, saham, produk alternatif, hingga produk bertema ESG. Produk ETF sebelumnya antara lain Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG, Mandiri Investa Indeks Obligasi Negara, Mandiri ETF LQ45, dan Mandiri ETF SRI-KEHATI. ETF Emas Syariah akan memperkuat portofolio tersebut. Seluruh produk Mandiri Investasi tersedia melalui 43 APERD, termasuk bank, perusahaan sekuritas, fintech, dan mitra distribusi di Singapura.

Inovasi produk dan konsistensi kinerja membuat Mandiri Investasi meraih kepercayaan publik serta sejumlah penghargaan dari Alpha Southeast Asia, Bareksa, dan InvestorTrust & Infovesta.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI